Sunday, February 25, 2007

Malaikat & Iblis


Pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan sepertinya belum akan berakhir. Para Ilmuwan masih menyimpan dendam yang tidak berkesudahan. Para agamawan masih menyimpan kebencian terhadap dosa yang tidak akan terampuni. Dan Brown melukiskan pertentangan abadi tersebut dalam novel Malaikat & Iblis.
Novel ini mengambil setting keindahan Roma dan Vatikan city yang dipenuhi dengan peninggalan-peninggalan sejarah kuno. Setiap peristiwa digambarkan dengan detail, meloncat-loncat dari satu alur ke alur yang lain. Akan terasa sayang jika melewatkan setiap kata yang tertulis disetiap detailnya. Membaca Novel ini kita akan diajak menjelajah ke dunia mistis dan eksotis gereja-gereja kuno, sambil menerjemahkan simbol-simbol yang terukir dihampir setiap sisinya.
Karya-karya tak ternilai peninggalan para Maestro abad ke-16 seperti Raphael, Galileo, Michaelangelo, Da Vinci dan Benini menjadi dasar cerita novel ini. Simbol-simbol yang mereka ciptakan seakan menyimpan misteri yang menarik untuk diungkap.
Bayangan keindahan peninggalan masa lalu berpadu dengan kengerian dan kesadisan pembunuhan para kardinal. Kecerdasan mengatur strategi pembunuhan untuk kemudian cuci tangan dan seolah-olah menjadi malaikat penyelamat. Para pembaca seakan dibiarkan memilih sendiri tokoh baik dan tokoh jahatnya. Kemudian Dan Brown menulis endingnya dengan tidak terduga. Sehingga pembaca dibuat tidak percaya terhadap penyelesaian yang diluar perkiraan.
Ada beberapa catatan yang ingin aku berikan untuk buku ini. Sosok pembunuh yang diceritakan sebagai orang Arab, digambarkan sebagai orang yang haus darah dan seks. Diskriminasi terhadap pemeluk agama terlihat disini. Orang Islam digambarkan sangat buruk. Sehingga menggambarkan gereja adalah penyelamat dunia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari penulisnya sendiri sebagai pemeluk Katholik. Jadi sesuatu yang wajar jika buku ini mengagungkan Katholik sebagai yang terbaik.
Jujur saja, sebagai orang yang suka dengan buku-buku thriller, karya-karya Dan Brown memiliki tempat tersendiri bagiku. Selain tebal, 3 dari 4 buku yang sudah diterbitkannya sudah aku miliki. Tinggal 1 buku lagi, yang berjudul Deception Point yang belum aku punya dan belum aku baca. Buku Malaikat dan Iblis sendiri sebenarnya aku beli bulan Oktober 2006 lalu, tetapi entah mengapa aku tidak langsung membacanya. Baru sekitar lima hari yang lalu aku mulai membacanya dan ternyata aku tak rugi. Petualangannya membangkitkan impian-impian penjelajahan yang ingin selalu kulakukan. Bertualang menjelajah Sumatera dan Jawa. Entah kapan aku bisa menggapai mimpi ini. Semoga tidak lama lagi.
Serang, 25 Februari 2007

No comments: