Bersabar taat pada Allah
Menjaga keikhlasannya
Semoga dirimu semoga langkahmu
Diiringi oleh rahmat-Nya
Setiap nafasmu seluruh hidupmu
Semoga diberkahi Allah
(Opick & Amanda)
Tidak terasa 6 tahun sudah aku mengikuti pembinaan (Tarbiyah). Banyak hal yang terjadi dan kualami selama aku aktif bersamanya. Suka cita bersamanya menjadi kenangan yang tidak akan pernah terlupa hingga ajal menjemput. Duka bersamanya tidaklah menjadi berat saat banyak saudara-saudara seiman dan seperjuangan selalu menjadi penghibur.
Teringat mereka yang dulu pernah bersama melangkah di jalan ini. Entah dimana mereka. Tiada kabar lagi yang kudengar. Meski sesekali melihat mereka melintas di jalanan kota ini. Mereka telah sibuk dengan kegiatan masing-masing, dan seperti itu juga aku. Jarang aku menyempatkan diri untuk bertemu dan bersilaturahim dengan mereka, meski melalui sms atau mengirimkan salam lewat teman. Maafkan aku kawan.
Seperti siang ini, aku masih duduk di depan komputer. Pekerjaanku tidaklah sedang banyak. Tetapi aku enggan untuk keluar dan menemui teman-teman lama. Ah, kenapa aku jadi bersikap seperti ini. Mungkinkah aku tidak lagi menganggap mereka adalah saudara lagi. Karena mereka kini telah memilih jalan yang lain untuk berjuang dan mencari keridhoan Allah.
Dari mereka aku banyak belajar. Dari mereka aku banyak berguru dan dari mereka aku mengenal jalan dakwah ini. Jalan yang diujungnya adalah Surga dan keridhoan Allah. Jalan yang menuju keakhirnya dipenuhi dengan duri-duri tajam, kerikil-kerikil terjal dan batu-batu besar bahkan mungkin juga jurang yang curam.
Aku yang suka mengeluh saat ada sentilan ujian dalam mengarungi jalan ini, mendapatkan sebuah telaga ketenangan saat mereka datang dan berkata ”Sabar ya Akhi”. Cukup kata sabar saja pikirku. Kenapa harus sabar?. Tidak ada jawaban yang membuatku mengerti. Tetapi baru aku tahu kesabaranlah yang membuat mereka seperti itu. Tidak ada bentuk lain dimulut mereka kecuali senyuman yang tetap terkembang dalam setiap keadaan. Allah, Aku rindu dengan senyuman mereka.
Mereka bersama senyumnya kini tidak lagi mewarnai dakwah di jalan ini. Mereka telah mengambil jalan lain untuk menyambut keberkahan dan keridhoan Allah. Jalan yang mereka yakini. Kebersamaan dengan mereka tak lagi ada. Kesabaran yang mereka tunjukkan tak lagi dapat kulihat. Hanya ingatan tentang mereka saja yang akan tetap tinggal bersama jalan yang pernah mereka lalui.
Kini aku masih disini, bersama mereka yang lain. Mereka yang juga mengajarkan kesabaran, keikhlasan serta senyuman yang lain. Senyum yang akan tetap terkembang selama bersanding dengan harapan dan cita-cita yang tinggi. Harapan yang akan membawaku kepada ridho Allah. Cita-cita yang akan menempatkanku disurga-Nya. Wallahu a’lam.
Cijawa, 09 Maret 2007
Saat malaikat berganti tugas jaga
Menjaga keikhlasannya
Semoga dirimu semoga langkahmu
Diiringi oleh rahmat-Nya
Setiap nafasmu seluruh hidupmu
Semoga diberkahi Allah
(Opick & Amanda)
Tidak terasa 6 tahun sudah aku mengikuti pembinaan (Tarbiyah). Banyak hal yang terjadi dan kualami selama aku aktif bersamanya. Suka cita bersamanya menjadi kenangan yang tidak akan pernah terlupa hingga ajal menjemput. Duka bersamanya tidaklah menjadi berat saat banyak saudara-saudara seiman dan seperjuangan selalu menjadi penghibur.
Teringat mereka yang dulu pernah bersama melangkah di jalan ini. Entah dimana mereka. Tiada kabar lagi yang kudengar. Meski sesekali melihat mereka melintas di jalanan kota ini. Mereka telah sibuk dengan kegiatan masing-masing, dan seperti itu juga aku. Jarang aku menyempatkan diri untuk bertemu dan bersilaturahim dengan mereka, meski melalui sms atau mengirimkan salam lewat teman. Maafkan aku kawan.
Seperti siang ini, aku masih duduk di depan komputer. Pekerjaanku tidaklah sedang banyak. Tetapi aku enggan untuk keluar dan menemui teman-teman lama. Ah, kenapa aku jadi bersikap seperti ini. Mungkinkah aku tidak lagi menganggap mereka adalah saudara lagi. Karena mereka kini telah memilih jalan yang lain untuk berjuang dan mencari keridhoan Allah.
Dari mereka aku banyak belajar. Dari mereka aku banyak berguru dan dari mereka aku mengenal jalan dakwah ini. Jalan yang diujungnya adalah Surga dan keridhoan Allah. Jalan yang menuju keakhirnya dipenuhi dengan duri-duri tajam, kerikil-kerikil terjal dan batu-batu besar bahkan mungkin juga jurang yang curam.
Aku yang suka mengeluh saat ada sentilan ujian dalam mengarungi jalan ini, mendapatkan sebuah telaga ketenangan saat mereka datang dan berkata ”Sabar ya Akhi”. Cukup kata sabar saja pikirku. Kenapa harus sabar?. Tidak ada jawaban yang membuatku mengerti. Tetapi baru aku tahu kesabaranlah yang membuat mereka seperti itu. Tidak ada bentuk lain dimulut mereka kecuali senyuman yang tetap terkembang dalam setiap keadaan. Allah, Aku rindu dengan senyuman mereka.
Mereka bersama senyumnya kini tidak lagi mewarnai dakwah di jalan ini. Mereka telah mengambil jalan lain untuk menyambut keberkahan dan keridhoan Allah. Jalan yang mereka yakini. Kebersamaan dengan mereka tak lagi ada. Kesabaran yang mereka tunjukkan tak lagi dapat kulihat. Hanya ingatan tentang mereka saja yang akan tetap tinggal bersama jalan yang pernah mereka lalui.
Kini aku masih disini, bersama mereka yang lain. Mereka yang juga mengajarkan kesabaran, keikhlasan serta senyuman yang lain. Senyum yang akan tetap terkembang selama bersanding dengan harapan dan cita-cita yang tinggi. Harapan yang akan membawaku kepada ridho Allah. Cita-cita yang akan menempatkanku disurga-Nya. Wallahu a’lam.
Cijawa, 09 Maret 2007
Saat malaikat berganti tugas jaga