Oleh : M. Afzan
Berbekallah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal sedangkan tanganmu hampa
(Suara Persaudaraan)
Tanyakanlah kepada setiap orang. Apa yang mereka inginkan setelah meninggal? Surga ataukah neraka? Jawaban yang pasti adalah surga. Tidak ada seorang pun yang menginginkan masuk neraka bahkan seorang pendosa sekalipun. Meski setiap hari ia bergelimang dengan dosa tetapi ia masih menginginkan kebaikan untuk dirinya.
Surga dan neraka milik Allah. Hanya Allah yang tahu apakah kelak kita akan masuk kesurga ataukah ke neraka. Tetapi tahukan kita, bahwa surga bisa kita raih hanya dengan melalui seekor lalat. Seperti juga neraka, yang bisa kita rasakan hanya melalui seekor lalat. Ada sebuah kisah yang pernah saya baca di salah satu bukunya Kang Abik.
Suatu hari ada dua orang pemuda yang sedang berkelana mencari ilmu. Mereka senantiasa berjalan dari satu kota kekota lainnya. Suatu hari mereka memasuki sebuah daerah yang dikuasai oleh para penyembah berhala. Setiap orang yang melewati daerah tersebut mesti memberikan korban untuk berhala tersebut. Begitu juga dengan dua orang pemuda tadi. Mereka juga harus memberikan pengorbanan untuk berhala sesembahan masyarakat yang mereka lewati agar mereka dapat melanjutkan perjalanan atau nyawa mereka menjadi taruhan.
Pemuda pertama adalah pemuda yang takut pada kematian. Karena dalam perjalanan mereka tidak membawa apapun. Akhirnya dia menangkap seekor lalat dan diberikannya lalat tersebut untuk sesembahan kepada berhala sesembahan masyarakat. Sedangkan pemuda yang kedua meski dalam perjalanan dia tidak membawa apapun, dia tetap tidak mau memberikan apapun meski seekor lalat untuk diberikan kepada berhala. Dia tetap berpegang teguh terhadap ajaran agamanya hingga akhirnya penduduk penyembah berhala tersebut membunuhnya.
Pemuda yang pertama akhirnya dilepaskan dan dapat melanjutkan perjalanannya. Tetapi malang belum jauh dia meninggalkan daerah tersebut, dia mati digigit ular berbisa dengan meninggalkan kemusyrikan dihatinya. Akhirnya pemuda yang pertama dimasukkan keneraka karena pengorbanannya kepada berhala sedangkan pemuda yang kedua dimasukkan kesurga karena ketaatannya memegang akidah.
Kawan, Kematian adalah sebuah keniscayaan. Tetapi bagaimana cara kita mati adalah sebuah pilihan. Apakah kita memilih mati dengan jalan yang baik dan mulia ataukah memilih cara mati dengan cara yang buruk serta hina. Sesungguhnya kehidupan sendiri adalah pilihan terhadap petunjuk Allah. Di dalam surat al-Balad ayat 10, Allah sudah menginformasikannya kepada seluruh hamba-hamba-Nya. Bahwa Allah menunjukkan mereka terhadap dua jalan, yakni jalan kebaikan atau jalan keburukan. Tinggal manusianya yang memilih jalan mana yang hendak ditempuh.
Begitu juga dengan kematian. Apakah kita ingin mendapatkan husnul khatimah ataukah su’ul khatimah. Pilihan kematian tersebut akan berbanding dengan pilihan hidup kita. Jika dalam hidup kita memilih jalan kebaikan maka sesungguhnya kita sudah memilih jalan kebaikan pula untuk kematian. Begitu juga sebaliknya, jika kita memilih jalan keburukan dalam hidup maka bersiap-siaplah kita akan mendapatkan kematian yang su’ul khatimah.
Akhirnya, pilihan ada di tangan kita. Apapun pilihan kita semoga hal tersebut sudah kita fikirkan matang-matang dan semoga pilihan tersebut adalah pilihan yang baik serta bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain. Dan semoga juga pilihan tersebut sudah dibarengi dengan persiapan dan bekal yang cukup untuk kita menghadap Sang Rabbul Izzati. Wallahu a’lam.
Berbekallah untuk hari yang sudah pasti
Sungguh kematian adalah muara manusia
Relakah dirimu menyertai segolongan orang
Mereka membawa bekal sedangkan tanganmu hampa
(Suara Persaudaraan)
Tanyakanlah kepada setiap orang. Apa yang mereka inginkan setelah meninggal? Surga ataukah neraka? Jawaban yang pasti adalah surga. Tidak ada seorang pun yang menginginkan masuk neraka bahkan seorang pendosa sekalipun. Meski setiap hari ia bergelimang dengan dosa tetapi ia masih menginginkan kebaikan untuk dirinya.
Surga dan neraka milik Allah. Hanya Allah yang tahu apakah kelak kita akan masuk kesurga ataukah ke neraka. Tetapi tahukan kita, bahwa surga bisa kita raih hanya dengan melalui seekor lalat. Seperti juga neraka, yang bisa kita rasakan hanya melalui seekor lalat. Ada sebuah kisah yang pernah saya baca di salah satu bukunya Kang Abik.
Suatu hari ada dua orang pemuda yang sedang berkelana mencari ilmu. Mereka senantiasa berjalan dari satu kota kekota lainnya. Suatu hari mereka memasuki sebuah daerah yang dikuasai oleh para penyembah berhala. Setiap orang yang melewati daerah tersebut mesti memberikan korban untuk berhala tersebut. Begitu juga dengan dua orang pemuda tadi. Mereka juga harus memberikan pengorbanan untuk berhala sesembahan masyarakat yang mereka lewati agar mereka dapat melanjutkan perjalanan atau nyawa mereka menjadi taruhan.
Pemuda pertama adalah pemuda yang takut pada kematian. Karena dalam perjalanan mereka tidak membawa apapun. Akhirnya dia menangkap seekor lalat dan diberikannya lalat tersebut untuk sesembahan kepada berhala sesembahan masyarakat. Sedangkan pemuda yang kedua meski dalam perjalanan dia tidak membawa apapun, dia tetap tidak mau memberikan apapun meski seekor lalat untuk diberikan kepada berhala. Dia tetap berpegang teguh terhadap ajaran agamanya hingga akhirnya penduduk penyembah berhala tersebut membunuhnya.
Pemuda yang pertama akhirnya dilepaskan dan dapat melanjutkan perjalanannya. Tetapi malang belum jauh dia meninggalkan daerah tersebut, dia mati digigit ular berbisa dengan meninggalkan kemusyrikan dihatinya. Akhirnya pemuda yang pertama dimasukkan keneraka karena pengorbanannya kepada berhala sedangkan pemuda yang kedua dimasukkan kesurga karena ketaatannya memegang akidah.
Kawan, Kematian adalah sebuah keniscayaan. Tetapi bagaimana cara kita mati adalah sebuah pilihan. Apakah kita memilih mati dengan jalan yang baik dan mulia ataukah memilih cara mati dengan cara yang buruk serta hina. Sesungguhnya kehidupan sendiri adalah pilihan terhadap petunjuk Allah. Di dalam surat al-Balad ayat 10, Allah sudah menginformasikannya kepada seluruh hamba-hamba-Nya. Bahwa Allah menunjukkan mereka terhadap dua jalan, yakni jalan kebaikan atau jalan keburukan. Tinggal manusianya yang memilih jalan mana yang hendak ditempuh.
Begitu juga dengan kematian. Apakah kita ingin mendapatkan husnul khatimah ataukah su’ul khatimah. Pilihan kematian tersebut akan berbanding dengan pilihan hidup kita. Jika dalam hidup kita memilih jalan kebaikan maka sesungguhnya kita sudah memilih jalan kebaikan pula untuk kematian. Begitu juga sebaliknya, jika kita memilih jalan keburukan dalam hidup maka bersiap-siaplah kita akan mendapatkan kematian yang su’ul khatimah.
Akhirnya, pilihan ada di tangan kita. Apapun pilihan kita semoga hal tersebut sudah kita fikirkan matang-matang dan semoga pilihan tersebut adalah pilihan yang baik serta bermanfaat bagi diri kita maupun orang lain. Dan semoga juga pilihan tersebut sudah dibarengi dengan persiapan dan bekal yang cukup untuk kita menghadap Sang Rabbul Izzati. Wallahu a’lam.
Rasulullah bersabda : Perbanyaklah meningat
Agar kemusnah segala kenikmatan dunia
itulah kematian yangkan pasti datang
Kita tak tahu kapan waktunya kan menjelang
(Suara Persaudaraan)
Cijawa, 20 Maret 2007
Hampir Tengah malam
Agar kemusnah segala kenikmatan dunia
itulah kematian yangkan pasti datang
Kita tak tahu kapan waktunya kan menjelang
(Suara Persaudaraan)
Cijawa, 20 Maret 2007
Hampir Tengah malam
No comments:
Post a Comment