Sunday, January 28, 2007

Karena Akhwat Ingin Dimengerti

Mohon maaf apabila judul di atas kurang berkenan. judul ini terinspirasi oleh salah satu lagu dari sebuah kelompok band yang saya lihat saat sedang live show disalah satu televisi swasta. Penonton acara tersebut didominasi oleh para wanita. Jumlahnya sekitar 90 % dan berbanding 10 % dengan penonton laki-laki. Membaca tema dan mendengarkan syair lagu tersebut, Saya teringat pengurus akhwat KAMMI Daerah Banten. Beberapa minggu ini mereka sering meminta bertemu dan berdiskusi dengan Badan Pengurus Harian (BPH) KAMMI Daerah Banten.
Beberapa bulan lalu, Akh Hamami datang dan menunjukkan sebuah nomor Hand Phone. Dia bertanya apakah Saya tahu siapa pemiliknya. Saya balik bertanya memangnya kenapa dengan nomor tersebut. Dia menjawab, si pemilik Hp ini mengirimkan pesan singkat yang isinya membuat dia bingung. Akh Hamami pun pulang tanpa hasil karena Saya memang tidak tahu siapa pemilik nomor tersebut. Tetapi, beberapa hari kemudian akh Hamami datang lagi dan cerita bahwa dia tahu siapa yang mengirimkan pesan tersebut. Dia adalah salah satu pengurus akhwat di KAMMI Banten yang merasa ada masalah yang harus diselesaikan di kepengurusan KAMMI Banten.
Permasalahan pun dianggap selesai setelah akh Hamami mengadakan pertemuan dengan si pengirim pesan dan menjelaskan kondisi yang ada. KAMMI Daerah Banten pun berjalan seperti biasa.

“Masalah apalagi sih?” komentarku saat akh Hamami datang lagi ketempatku beberapa minggu yang lalu. Kali ini ada sms baru yang meminta meng-clear-kan masalah yang terjadi dikepengurusan KAMMI Daerah Banten. “Ga tahu” jawaban akh Hamami saat itu. “Tapi sore ini mau ketemu dengan mereka untuk meng-clear-kan masalah-masalah ini”. Pertemuan dilaksanakan dan kemudian permasalahan dianggap beres.
“Dimohon kehadirannya jam 13.00 wib pertemuan antara BPH dengan akhwat.” Sms dari akh Hamami mampir ke Hp-ku satu hari. “Pertemuan apalagi, katanya permasalahan sudah selesai.”Kuhubungi akh Hamami untuk menanyakan pertemuan ini. Tetapi dia sendiri tidak mengetahui agenda pertemuan karena pertemuan kali ini atas permintaan beberapa akhwat.
Pertemuan hari itu terlaksana, Badan Pengurus Harian (BPH) KAMMI Daerah Banten hadir lengkap dan dari pihak akhwat diwakili oleh beberapa orang perwakilan setiap Departemen KAMMI Daerah Banten ditambah beberapa akhwat undangan. Dialog-dialog seperti inipun berlanjut karena beberapa akhwat-akhwat meminta agar dialog dua arah ini dintens-kan.
Menurut perkataan orang-orang, kaum hawa lebih banyak berpikir menggunakan perasaannya. Bisa jadi kejadian dan permintaan para akhwat ini terjadi karena mereka memang menggunakan perasaan daripada rasionya. Atau karena mereka memang diciptakan sangat perasa, sehingga mampu merasakan permasalahan kronis yang terjadi di tubuh kepengurusan KAMDA Banten. Menurut sebuah buku yang Saya baca, perempuan (baca: akhwat) adalah makhluk Allah yang piawai mengelola kepekaan nurani. Mereka rajin mengasah ketajaman mata hati, sehingga peka dengan tanda-tandaa jiwa yang tersuruk. Namun entahlah, Saya sendiri kurang mengerti karena Saya memang bukan akhwat. Adapun satu hal yang Saya mengerti dari akhwat
Akhwat juga manusia
Punya hati dan rasa
Kadang terluka dan kadang bahagia
Sebagai manusia, sesuatu yang wajar apabila akhwat (juga) ingin dimengerti keberadaannya, ingin dimengerti hak dan kewajibannya, ingin dimengerti tugas dan fungsinya, ingin dimengerti semua hal yang berkaitan dengan mereka. Namun, mungkin karena kekurangan kami sebagai ikhwan yang perasaannya tidak sepeka akhwat. Sehingga sampai saat ini masih belum bisa memahami keinginan-keinginan para akhwat yang kadang diungkapkan dengan bahasa-bahasa isyarat daripada bahasa verbal. Jadi tolong dimaafkan. Dan toh akhirnya ikhwan atau akhwat juga sama ingin dimengerti dan harus saling mengerti.Teringat perkataan seorang kawan yang tinggal dikota seberang. “Sebagai seorang perempuan, akhwat juga cenderung berpikir menggunakan perasaannya. Tetapi seharusnya dia juga berpikir rasional. Agar hasil pemikirannya bisa cenderung objektif.” Wallahu a’lam.
M. Afzan

No comments: